Senin, 09 Juni 2008

Gejala tertentu saat hamil kadang butuh pertolongan dokter segera. Jika ibu menemui gejala-gejala berikut ini, itu artinya alarm tanda bahaya telah berbunyi, dan segeralah telepon dokter untuk meminta saran tindakan apa yang seharusnya dilakukan.

1. Sakit perut yang hebat atau bertahan lama,
2. Perdarahan atau terjadi bercak dari vagina,
3. Bocornya cairan atau perubahan dalam cairan yang keluar dari vagina. Yakni jika menjadi berair, lengket, atu berdarah.
4. Adanya tekanan pada panggul, sakit di punggung bagian bawah, atau kram sebelum usia 37 minggu kehamilan.
5. Pipis yang sakit atau terasa seperti terbakar.
6. Sedikit pipis atau tidak pipis sama sekali.
7. Muntah berat atau berulangkali, atau muntah disertai sakit atau demam.
8. Menggigil atau demam di atas 101 derajat Fahrenheit (38,3 C).
9. Rasa gatal yang menetap di seluruh tubuh, khususnya jika dibarengi kulit tubuh menguning, urine berwarna gelap, dan feses berwarna pucat.
10. Gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, pandangan kabur, buram, atau ada titik mata yang terasa silau jika memandang sesuatu.
11. Sakit kepala berat yang bertahan lebih dari 2-3 jam.
12. Pembengkakan atau terasa berat akibat cairan (edema) pada tangan, muka dan sekitar mata, atau penambahan berat badan yang tiba-tiba, sekitar 1 kilo atau lebih, yang tidak berkaitan dengan pola makan.
13. Kram parah yang menetap pada kaki atau betis, yang tidak mereda ketika ibu hamil menekuk lutut dan menyentuhkan lutut itu ke hidung.
14. Penurunan gerakan janin. Sebagai panduan umum, jika terjadi kurang dari 10 gerakan dalam 2 jam pada kehamilan minggu ke-26 atau lebih, artinya kondisi janin tidak normal
15. Trauma atau cedera pada daerah perut.
16. Pingsan atau pusing-pusing, dengan atau tanpa palpitasi (pupil mata menyempit).
17. Masalah kesehatan lain yang biasanya membuat ibu telepon ke dokter, meski jika tidak sedang hamil.

Perlu dicatat, gejala-gejala diatas mungkin lebih atau kurang mendesak tergantung pada situasi khusus atau riwayat kesehatan ibu dan sudah berapa minggu ibu jalani kehamilan. Sebelumnya, mungkin ada baiknya jika ibu dan dokter mendiskusikan bersama berbagai titik di masa kehamilan yang mungkin bisa menimbulkan kondisi darurat. Jika ibu hamil tak yakin apakah gejala itu serius atau tidak, jangan menyimpulkannya dengan pikiran sendiri. Jika ibu hamil merasa tidak mudah memutuskannya, percayalah pada insting dan segera telepon dokter. Jika ada masalah, ibu akan mendapat pertolongan segera. Jika tidak ada masalah pun, ibu akan merasa aman kembali. Tubuh ibu hamil berubah dengan cepat sehingga sukar mengetahui apakah yang ibu alami itu normal atau tidak.[
Berita baik bagi pasangan yang ingin melakukan metode kontrasepsi alami tetapi tidak ingin melakukan perhitungan kalender yang merepotkan. Berita baik juga bagi pasangan yang ingin segera memiliki momongan, bahkan bila pasangan tersebut secara spesifik ingin bayi mereka laki-laki atau perempuan-karena sekarang secara ilmiah hal tersebut dimungkinkan.

Semuanya ternyata dirangkum dalam program Ovulasiku yang fenomenal dan direspon secara luar biasa sejak launching di http://www.programku.com/ dan surat kabar nasional.

Kontrasepsi Alami

Semua pasangan pasti setuju bahwa kontrasepsi secara alami adalah yang paling baik dan menyenangkan. Tidak ada efek samping yang diakibatkan, terutama resiko dari sisi wanita. Sudah bukan rahasia umum bahwa pil KB dapat membuat hormon dalam tubuh wanita tidak stabil, salah satu efeknya adalah menurunnya gairah.

Sebenarnya dalam sebuah siklus menstruasi (satu siklus dimulai dari hari pertama mulai haid hingga mulai haid kembali di bulan berikutnya) banyak sekali kesempatan berhubungan secara "aman" jika kita mengetahui. Teori dasarnya adalah: sperma dapat hidup di dalam rahim selama 4-5 hari dan sel telur yang dihasilkan oleh wanita saat berovulasi (sebulan sekali) bertahan hidup selama 24-48 jam. Asalkan kedua hal tersebut tidak bersinggungan, maka hubungan yang dilakukan, dalam kacamata kontrasepsi, dalam kategori "aman".

Hal tersebut tentunya dapat dihitung, sehingga lahirlah metode kalender. Tetapi ternyata tidak semua orang cukup tekun untuk mempelajari metode penghitungannya, dan ternyata juga banyak variabel lain yang turut mempengaruhi rumus perhitungan. Karena itu sekarang lebih baik menggunakan komputer untuk membantu menghitung secara lebih akurat, aman, dan yang paling penting: mudah, karena semua proses perhitungan dilakukan secara otomatis.


Segera memiliki momongan

Setelah saatnya tiba, setiap pasangan suami istri pasti menginginkan keturunan. Usaha untuk mendapatkan bayi sudah pasti dilakukan. Yang banyak tidak diketahui, seperti telah disebutkan di atas, sel telur bertahan hidup dalam keadaan siap dibuahi hanya selama 1-2 hari. Biarpun sperma dapat bertahan beberapa hari di tubuh wanita, kiranya penting untuk mengetahui kapan terjadi ovulasi, saat dimana sang calon mama dalam puncak kesuburannya.

Penelitian menunjukkan bahwa berhubungan di saat calon mama dalam puncak kesuburan memiliki probabilitas kehamilan yang secara signifikan jauh lebih tinggi. Masa subur (masa fertile) setiap wanita sendiri untuk tiap periode siklus kurang lebih hanya satu minggu (1-2 hari hidup sel telur ditambah beberapa hari masa bertahan sperma). Mengetahui secara tepat kapan minggu subur tentu akan sangat bermanfaat karena calon papa dan mama dapat melakukan persiapan masing-masing.


Aku ingin bayi laki-laki! Aku ingin bayi perempuan!

Tidak cukup dengan sekedar memiliki momongan, beberapa pasangan secara spesifik ingin bayi yang kelak dikandung memiliki jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Memang di akhir kata keturunan adalah wewenang Tuhan, tetapi penelitian dan statistik menunjukkan bahwa spermatozoa yang membawa gen laki-laki dan gen perempuan memiliki karakteristik yang berbeda, dan kemampuan bertahan hidup yang berbeda. Spermatozoa-spermatozoa tersebut juga bereaksi berbeda terhadap keasaman rahim. Sedangkan keasaman rahim bervariasi dalam satu siklus selain juga ditentukan oleh faktor-faktor dari luar.

Dapat disimpulkan bahwa dengan persiapan yang tepat dari calon papa dan mama, ditambah dengan perhitungan waktu yang tepat dan teknik yang tepat, maka kita dapat meningkatkan secara signifikan probabilitas untuk mendapatkan bayi laki-laki maupun bayi perempuan.


Ovulasiku

Pasti Anda telah mendengar, mungkin dari sanak famili maupun dari rekan kerja, mengenai program Ovulasiku yang di-release oleh http://www.programku.com/. Sejak diperkenalkan di website dan dipublikasikan oleh harian surat kabar nasional respon yang diterima cukup luar biasa. Boleh dikatakan seluruh Indonesia telah mengenal. Distribusi program ini dilakukan dengan dua cara: pengiriman lewat paket serta download via internet. Untuk pengiriman lewat paket, permintaan tersebar mulai dari ujung Barat Sumatra hingga ujung Timur Irian. Download masih didominasi oleh kota-kota besar.

Kemungkinan yang menyebabkan respon luar biasa adalah fitur yang sedemikian lengkap dan akurat untuk menghitung masa subur, masa aman kontrasepsi, serta bayi laki-laki maupun perempuan tetapi dijual dengan harga yang setara dengan 10 liter bensin yaitu Rp 50.000. Kemudahan penggunaan juga menjadi salah satu faktor larisnya program ini, pengantin muda maupun ibu-ibu yang tidak biasa menggunakan komputer tetap dapat menggunakan program ini karena Ovulasiku dirancang untuk dapat dioperasikan secara intuitif selain melampirkan pula manual penggunaan.


Fitur-fitur program

Mengutip dari http://www.programku.com/, berikut adalah fitur-fitur Ovulasiku:

1. Menentukan masa subur dan periode dengan ekspektasi hamil paling tinggi untuk calon mama
2 Menentukan masa aman berhubungan dan masa harus menggunakan pelindung bagi kita yang ingin menunda kehamilan
3. Menentukan periode dan teori lengkap menurut penelitian ilmiah bagi kita yang ingin menentukan gender bayi laki-laki/perempuan
4. Dapat digunakan untuk kita yang memiliki periode menstruasi teratur dan tidak teratur
5. Pesan harian buat kita untuk mengingatkan tentang kondisi kita hari ini - tingkat kesuburan
6. Referensi secara ringkas dan lengkap mengenai teori kehamilan, kontrasepsi alami, dan ovulasi bayi laki-laki maupun perempuan

Cara mendapatkan

Cara mendapatkan produk Ovulasiku ini cukup mudah, kita dapat mengunjungi http://www.programku.com/ atau secara langsung download di http://www.programku.com/program/Ovulasiku.exe. Ukuran file sekitar 4 mb, download sebentar bagi yang menggunakan internet broadband tetapi cukup lama bagi yang menggunakan dial-up. Setelah program di-download dan diinstalasi maka ada petunjuk untuk melakukan transfer ke rekening BCA, Mandiri, atau BNI. Kemudian kita cukup konfirmasi melalui sms atau telepon untuk mendapatkan kode aktivasi. Ini merupakan langkah maju untuk menghindari pembajakan.

Hal lain yang cukup menyenangkan dan menenangkan adalah programku.com menyediakan hotline service pada saat jam kerja di 021-7890510 dan 021-7803589 yang selalu dijawab oleh customer care yang ramah dan siap membantu.


Misi Pendidikan Masyarakat

Misi utama dibalik dipasarkannya program murah ini sebenarnya adalah pendidikan masyarakat. Karena itu selain dipasarkan secara langsung dari website http://www.programku.com/, produk ini juga didistribusikan melalui distributor-distributor dengan harapan dapat mencapai masyarakat yang lebih luas.

Secara khusus Ovulasiku ini ditujukan pada:
1. Pasangan yang ingin segera dikaruniai keturunan
2. Pasangan yang ingin menunda kehamilan
3. Pasangan yang ingin keturunan berikutnya laki-laki
4. Pasangan yang ingin keturunan berikutnya perempuan
5. Pengantin baru
6. Calon pengantin
7. Semua yang ingin menambah pengetahuan

Setelah pengetahuan kita bertambah, tidak ada salahnya jika membagi pengetahuan tersebut ke masyarakat luas, mungkin turut menjadi distributor... Selamat berovulasi...
Operasi cesar tampaknya makin jadi pilihan, meski tak ada anjuran medis. Apa istimewanya? Ya, itu. Selain hari dan jam kelahiran bisa diatur, ibu pun tak perlu repot meneran. Tinggal berbaring, sret-sret, bayi keluar. Nyerinya juga tak separah persalinan normal, karena ibu dibius lokal atau total. Tak heran, angka persalinan cesar di Indonesia terus meningkat. Data rumah-rumah sakit swasta di kota besar mencatat angka sekitar 30-80 persen.
Banyaknya ibu hamil yang minta dicesar tanpa rekomendasi medis, diduga karena kurangnya informasi tentang itu.

Padahal, risiko operasi besar itu banyak dan serius, sehingga jauh lebih berbahaya dibanding persalinan normal. Dan yang harus memikul risiko itu tak cuma ibu. Bayi juga.
Berikut ini 21 risiko operasi cesar. Semoga usai membacanya, Anda yang semula berniat menjalani persalinan cesar tanpa rekomendasi medis mau berpikir beberapa kali sebelum meminta dokter melakukannya.

Risiko pada Ibu

Risiko Jangka Pendek

1. Infeksi pada Bekas Jahitan
Infeksi luka akibat persalinan cesar beda dengan luka persalinan normal. Luka persalinan normal sedikit dan mudah terlihat, sedangkan luka operasi cesar lebih besar dan berlapis-lapis. Bila penyembuhan tak sempurna, kuman lebih mudah menginfeksi sehingga luka jadi lebih parah. Bukan tak mungkin dilakukan jahitan ulang.

2. Infeksi Rahim
Infeksi rahim terjadi jika ibu sudah kena infeksi sebelumnya, misal mengalami pecah ketuban. Saat dilakukan operasi, rahim pun terinfeksi. Apalagi jika antibiotik yang digunakan dalam operasi tak cukup kuat.

3. Keloid
Keloid atau jaringan parut muncul pada organ tertentu karena pertumbuhan berlebihan sel-sel pembentuk organ tersebut. Ukuran sel meningkat dan terjadilah tonjolan jaringan parut. Perempuan yang punya kecenderungan keloid tiap mengalami luka niscaya mengalami keloid pada sayatan bekas operasinya.

4. Cedera Pembuluh Darah
Pisau atau gunting yang dipakai dalam operasi berisiko mencederai pembuluh darah. Misalnya tersayat. Kadang cedera terjadi pada penguraian pembuluh darah yang melengket. Ini adalah salah satu sebab mengapa darah yang keluar pada persalinan cesar lebih banyak dibandingkan persalinan normal.

5. Cedera pada Kandung Kemih
Kandung kemih melekat pada dinding rahim. Saat operasi cesar dilakukan, organ ini bisa saja terpotong. Perlu dilakukan operasi lanjutan untuk memperbaiki kandung kemih yang cedera tersebut.

6. Perdarahan
Perdarahan tak bisa dihindari dalam proses persalinan. Namun, darah yang hilang lewat operasi cesar dua kali lipat dibanding lewat persalinan normal.

7. Air Ketuban Masuk ke Pembuluh Darah
Selama operasi cesar berlangsung pembuluh darah terbuka. Ini memungkinkan komplikasi berupa masuknya air ketuban ke dalam pembuluh darah (embolus). Bila embolus mencapai paru-paru, terjadilah apa yang disebut pulmonary embolism. Jantung dan pernapasan ibu bisa terhenti secara tiba-tiba. Terjadilah kematian mendadak.

8. Pembekuan Darah
Pembekuan darah bisa terjadi pada urat darah halus di bagian kaki atau organ panggul. Jika bekuan ini mengalir ke paru-paru, terjadilah embolus.

9. Kematian Saat Persalinan
Beberapa penelitian menunjukkan, angka kematian ibu pada operasi cesar lebih tinggi dibanding persalinan normal. Kematian umumnya disebabkan kesalahan pembiusan, atau perdarahan yang tak ditangani dengan cepat.

10. Kelumpuhan Kandung Kemih
Usai operasi cesar, ada kemungkinan ibu tak bisa buang air kecil karena kandung kemihnya kehilangan daya gerak (lumpuh). Ini terjadi karena saat proses pembedahan berlangsung, kandung kemih terpotong.

11. Hematoma
Hematoma adalah perdarahan dalam rongga tertentu. Jika ini terjadi, selaput di samping rahim akan membesar membentuk kantung akibat pengumpulan darah terus-menerus. Akibatnya fatal -- kematian ibu. Sebenarnya, kasus ini juga bisa terjadi pada persalinan normal. Tapi mengingat risiko perdarahan pada operasi cesar lebih tinggi, risiko hematoma pun lebih besar.

12. Usus Terpilin
Operasi cesar mengakibatkan gerak peristaltik usus tak bagus. Kemungkinan karena penanganan yang salah akibat manipulasi usus, atau perlengketan usus saat mengembalikannya ke posisi semula. Akibatnya ibu sulit buang air besar dan buang angin karena ususnya seperti terpilin. Rasanya sakit sekali dan harus dilakukan operasi ulang.

13. Keracunan Darah
Keracunan darah pada operasi cesar dapat terjadi karena sebelumnya ibu sudah mengalami infeksi. Ibu yang di awal kehamilan mengalami infeksi rahim bagian bawah, berarti air ketubannya sudah mengandung kuman. Jika ketuban pecah dan didiamkan, kuman akan aktif sehingga vagina berbau busuk karena bernanah. Selanjutnya, kuman masuk ke pembuluh darah ketika operasi berlangsung, dan menyebar ke seluruh tubuh. Keracunan darah yang berat menyebabkan kematian ibu.

Risiko Jangka Panjang

14. Masalah Psikologis
Berdasarkan penelitian, perempuan yang mengalami operasi cesar punya perasaan negatif usai menjalaninya (tanpa memperhatikan kepuasan atas hasil operasi). Depresi pascapersalinan juga merupakan masalah yang sering muncul. Beberapa mengalami reaksi stres pascatrauma berupa mimpi buruk, kilas balik, atau ketakutan luar biasa terhadap kehamilan. Masalah psilokogis ini lama-lama akan mengganggu kehidupan rumah tangga atau menyulitkan pendekatan terhadap bayi. Hal ini bisa muncul jika ibu tak siap menghadapi operasi.

15. Pelekatan Organ Bagian Dalam
Penyebab pelekatan organ bagian dalam pascaoperasi cesar adalah tak bersihnya lapisan permukaan dari noda darah. Terjadilah pelengketan yang menyebabkan rasa sakit pada panggul, masalah pada usus besar, serta nyeri saat melakukan hubungan seksual. Jika kelak dilakukan operasi cesar lagi, pelekatan bisa menimbulkan kesulitan teknis sehingga melukai organ lain, seperti kandung kemih atau usus.

16. Pembatasan Kehamilan
Dulu, perempuan yang pernah menjalani operasi cesar hanya boleh melahirkan tiga kali. Kini, dengan teknik operasi yang lebih baik, ibu memang boleh melahirkan lebih dari itu -– bahkan sampai lima kali. Tapi risiko dan komplikasinya makin berat.

Risiko Persalinan Berikutnya

17. Sobeknya Jahitan Rahim
Ada tujuh lapis jahitan yang dibuat saat operasi cesar. Yaitu jahitan pada kulit, lapisan lemak, sarung otot, otot perut, lapisan dalam perut, lapisan luar rahim, dan rahim. Jahitan rahim ini bisa sobek pada persalinan berikutnya. Makin sering menjalani operasi cesar, makin tinggi risiko terjadinya sobekan.

18. Pengerasan Plasenta
Jika setelah operasi cesar ibu hamil lagi, plasenta bisa tumbuh ke dalam melewati dinding rahim, sehingga sulit dilepaskan. Bila plasenta sampai menempel pada selaput lendir rahim (endometrium), harus dilakukan pengangkatan rahim karena plasenta mengeras.

Risiko pada Bayi

19. Tersayat
Ada dua pendapat soal kemungkinan tersayatnya bayi saat operasi cesar. Pertama, habisnya air ketuban yang membuat volume ruang di dalam rahim menyusut. Akibatnya, ruang gerak bayi pun berkurang dan lebih mudah terjangkau pisau bedah. Kedua, pembedahan lapisan perut selapis demi selapis yang mengalirkan darah terus-menerus. Semburan darah membuat janin sulit terlihat. Jika pembedahan dilakukan kurang hati-hati, bayi bisa tersayat di bagian kepala atau bokong. Terlebih, dinding rahim sangat tipis.

20. Masalah Pernapasan
Bayi yang lahir lewat operasi cesar cenderung mempunyai masalah pernapasan: yaitu napas cepat dan tak teratur. Ini terjadi karena bayi tak mengalami tekanan saat lahir -– seperti bayi yang lahir alami -- sehingga cairan paru-parunya tak bisa keluar. Masalah pernapasan ini akan berlanjut hingga beberapa hari setelah lahir.

21. Angka Apgar Rendah
Rendahnya angka Apgar merupakan efek anestesi dan operasi cesar, kondisi bayi yang stres menjelang lahir, atau bayi tak distimulasi sebagaimana bayi yang lahir lewat persalinan normal. Berdasarkan penelitian, bayi yang lahir lewat operasi cesar butuh perawatan lanjutan dan alat bantu pernapasan lebih tinggi dibandingkan bayi lahir normal. PG
(Konsultasi Ahli: Dr. Nina Martini Somad, Sp.O.G., spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RS Ibu dan Anak Hermina Jatinegara dan Bekasi; Dr. Nurwansjah, Sp.O.G., spesialis kandungan RS Anak dan Bersalin Harapan Kita, Jakarta).


Haruskah Anda Operasi Cesar?

Lakukan dialog seperti di bawah ini, sebelum memutuskan operasi cesar.

T: Saya harus operasi cesar karena persalinan sebelumnya juga dibantu cesar.
J: Banyak perempuan berhasil melahirkan normal setelah sebelumnya dibantu operasi cesar. Sebelum persalinan, dokter akan melihat posisi janin. Jika posisi kepala di bawah dan diperkirakan tak ada efek samping apa pun, Anda bisa melahirkan normal.

T: Saya harus operasi cesar karena ingin melahirkan tanpa sakit.
J: Persalinan dengan bantuan bedah cesar bukan tanpa rasa sakit. Setelah operasi, biasanya ibu justru merasa lebih sakit dan proses penyembuhannya lebih lama. Kalau memang ingin melahirkan tanpa sakit, ada metode ILA. Tapi proses persalinan harus diawasi ketat karena Anda justru tak bisa merasakan kontraksi.

T: Saya harus melahirkan dengan operasi cesar agar vagina tak longgar.
J: Usai melahirkan otot vagina memang akan molor. Tapi kekencangan dinding vagina bisa dijaga lewat senam Kegel 10 menit sehari, sebelum dan selama hamil, serta setelah persalinan. Tanyakan apakah ada kursus senam Kegel di rumah sakit terdekat.

T: Persalinan saya harus dengan cesar supaya bisa memilih hari kelahiran spesial.
J: Operasi cesar memang memungkinkan Anda merekayasa hari dan jam persalinan. Tapi apa artinya memiliki hari lahir sesuai keinginan jika risiko yang harus Anda tanggung bersama bayi jadi lebih besar?

T: Saya harus cesar karena ingin persalinan yang menakutkan itu cepat selesai.
J: Bila persiapan mental Anda bagus, ketakutan berlebihan terhadap persalinan tak akan ada. Untuk itu, Anda bisa menyiapkan diri dengan ikut kelas senam hamil dan kursus persiapan persalinan. Dengan pengetahuan yang memadai, Anda tak bakal panik dan stres menghadapi setiap tahapan proses persalinan. PG

sumber : www.parentsguide.co.id
PECAH KETUBAN
Satu lagi tanda yang menyertai persalinan adalah pecahnya ketuban. Janin dibungkus oleh selaput ketuban (korioamnion). Di dalamnya, terdapat cairan ketuban yang merupakan bantalan (bemper) bagi janin. "Fungsinya melindungi janin, juga agar janin bisa bergerak bebas, terhindar dari trauma dari luar, dan sebagainya."

Yang dimaksud pecahnya ketuban adalah keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir. "Ada aliran cairan ketuban yang keluar dari jalan lahir, biasanya terjadi sebelum nyeri persalinan," kata Sugi. Ini bisa terjadi kapan saja, penyebabnya pun macam-macam. "Bisa karena trauma, infeksi, karena locus minoris (bagian tipis ketuban) berlubang dan pecah." Jika ketuban sudah pecah, berarti sudah ada hubungan dunia luar dengan janin. Akibatnya, kuman bisa masuk. "Oleh karena itu, tak boleh menunggu terlalu lama. Hanya boleh paling lama 12 jam, setelah itu harus dilakukan tindakan untuk mengeluarkan janin."

KLIK - Detail Pecah ketuban yang terjadi sebelum nyeri persalinan disebut Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) atau Ketuban Pecah Dini (KPD). "Ini merupakan tanda-tanda persalinan. Jika ibu mendapatkan tanda-tanda ini, sebaiknya segera hubungi dokter. Apalagi bila usia kehamilan sudah di atas 37 minggu."

Di luar negeri, sudah tersedia celana dalam (underpants) khusus yang bisa membaca, apakah sudah terjadi pecah ketuban atau belum. Kalau warna celana berubah, berarti terjadi pecah ketuban. Celana dalam seperti ini memudahkan calon ibu untuk memutuskan kapan waktu yang tepat untuk segera ke rumah sakit.

KAPAN KE RUMAH SAKIT?

Prinsipnya, ibu hamil harus segera ke rumah sakit bila sudah muncul tanda-tanda persalinan, atau ada tanda-tanda yang tidak lazim, seperti:
" Bila terjadi nyeri perut secara teratur (minimal 1 menit 1 kali), disertai pengeluaran darah campur lendir (bloody show).
" Bila terjadi pecah ketuban, meski belum merasa mulas dan keluar lendir bercampur darah.
" Bila terjadi perdarahan, sekalipun belum muncul rasa nyeri.
" Bila terjadi sakit perut hebat di luar kontraksi. Ada kemungkian terjadi lepas plasenta.
:
SYARAT ANESTESI EPIDURAL
Nyeri persalinan atau his terkadang tak tertahankan. Untuk mengatasinya, kini banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya dengan teknik anestesi. Salah satunya anestesi epidural. "Biasanya dilakukan pada pembukaan di atas 3-4 cm," jelas Sugi.

Akan tetapi, Sugi mengingatkan, setiap tindakan pasti ada efek samping dan risikonya. "Karena tidak merasa nyeri, kadang-kadang ibu hamil tidak bisa merasakan, bahkan mungkin terjadi robekan rahim pun tidak ketahuan, tahu-tahu terjadi perdarahan hebat. Oleh karena itu,
misalnya jika terjadi CPD, tidak dilakukan anestesi epidural."

Efek lain adalah tidak muncul "ajakan" mengejan spontan yang biasanya menyertai tanda-tanda persalinan. "Biasanya, jika sudah bukaan lengkap, ibu hamil ingin buang air besar secara refleks. Nah, karena diepidural, ia jadi enggak merasa kapan harus mengejan."

Oleh sebab itu, seandainya ingin merencanakan tindakan anestesi epidural, yang paling penting adalah persiapan dari awal. "Tidak bisa minta epidural begitu persalinan mulai berlangsung. Kalau ingin epidural, harus melakukan persiapan sejak awal. Misalnya, melakukan senam hamil, sehingga tahu cara mengejan. Kalau tidak tahu kapan harus mengejan, persalinan terpaksa harus dibantu penolong, misalnya dengan vacuum, dan sebagainya."